Wednesday, 20 August 2014

Pengertian resiko



Resiko atau Risk menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KKBI) adalah akibat yang kurang menyenangkan (merugikan, membahayakan) dari suatu perbuatan atau tindakan.
v  Menurut Para Ahli :

1)    Arthur Williams dan Richard, M H
Resiko adalah suatu variasi dari hasil-hasil yang dapat terjadi selama periode terentu

2)   Abas Salim
Resiko adalah ketidaktentuan yang mungkin melahirkan peristiwa kerugian

3)   Soekarto
Resiko adalah ketidakpastian atas terjadinya suatu peristiwa

4)   Herman Darmawi
Resiko adalah penyebaran penyimpangan hasil aktual dari hasil yang diharapkan
Dengan demikian dapat disimpulan bahwa Resiko adalah sesuatu yang selalu dikaitkan dengan kemungkinan terjadinya keadaan yang merugikan dan tidak diduga sebelumnya bahkan bagi kebanyakan orang tidak menginginkannya.

B.  Macam-Macam Resiko
*      Resiko dapat dikategorikan menjadi dua bentuk, yaitu:
a)   Resiko Spekulatif/Resiko Bisnis (Business Risk)
Resiko spekulatif adalah resiko yang sengaja ditimbulkan oleh yang bersangkutan agar memberikan keuntungan bagi pihak tertentu.
Misal: utang piutang, perdagangan berjangka, dan sebagainya
b)  Resiko Murni (Pure Risk)
Resiko murni adalah resiko yang terjadi pasti akan menimbulkan kerugian dan terjadinya tanpa sengaja.
Misal: kebakaran. bencana alam, pencurian dan sebagainya
*      Ada 2 karakteristik resiko:
1.     Ketidakpastian atas terjadinya suatu peristiwa
2.    Ketidakpastian yang bila terjadi akan menimbulkan kerugian
v  Jenis-jenis risiko yang sering terjadi pada dunia usaha, antara lain risiko perusahaan, risiko keuangan, risiko likuiditas, risiko permodalan, risiko pasar, dan risiko operasional.
  1. Risiko Perusahaan adalah risiko yang terjadi pada perusahaan dan akan berdampak pada kelangsungan hidup usaha tersebut. Contoh: Sebuah perusahaan mie instant mendadak dicabut izin dagangnya karena mie instant yang di produksi sudah tidak aman. Itu menyebabkan perusahaan mie tersebut ditutup.
  2. Risiko Keuangan adalah risiko yang berdampak kerugian pada aspek keuangan perusahaan.
  3. Risiko Likuiditas (Ketersediaan Uang Tunai) terjadi jika ada tagihan macet dari pelanggan yang menyebabkan terjadi permasalahan dalam ketersediaan uang tunai.
  4. Risiko Permodalan adalah risiko yang terjadi karena kerugian penjualan, likuiditas, dan keuangan yang membuat modal usaha mengalami penurunan secara signifikan. Contoh: Pengusaha jaket mengalami kalah saing dipasaran dan membutnya rugi total. Namun, ia memutuskan untuk menekspor produknya keluar kota. Di luar kota sendiri produknya malah tidak laku yang menyebabkannya tidak bisa balik modal, belum lagi dengan biaya ekspor barang ke luar kota yang merupakan anggaran di luar rencana.
  5. Risiko Pasar adalah risiko yang terjadi akibat persaingan usaha perubahan pola persaingan, daya hidup pelanggan, maupun munculnya pesaing baru yang potensial di pasar.
  6. Risiko Operasional adalah risiko dari penyimpangan hasil yang diprediksikan karena tidak sempurnanya penerapan keputusan, perubahan system, SDM, teknologi, produktivitas, inovasi, proses, dan mutu produk. Contoh: Pengusaha pakaian merencanakan untuk menekan biaya pengeluaran untuk membeli bahan baku agar keuntungan yang ia dapatkab bisa lebih tinggi. Ia memutuskan untuk mengubah variasi pada pakaian atau bawahan yang diproduksinya menjadi lebih sederhana. Namun, ia malah mengalami penurunan hasil penjualan karena peminat hasil produksi barunya jauh lebih sedikit dibandingkan produksi sebelumnya.


Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya kegagalan dalam pemasaran, antara lain:
o   Kesalahan dalam mengidentifikasi pasar.
o   Kesalahan dalam mengetahui kebutuhan pelanggan dalam pasar yang dipilih.
o   Kegagalan dalam mengantisipasi kegiatan pesaing.
o   Kegagalan dalam memprediksi perubahan pasar.
o   Kegaalan dalam memprediksi siklus pasar.
Contoh: Sebuah perusahaan arloji memproduksi jenis jam berbahan dasar karet dengan ukuran yang relatif besar juga warna yang cerah. Perushaan tersebut memperkirakan jika arloji, seperti itu memiliki daya tarik sendiri di pasaran. Tapi, ternyata arloji berbahan rantai dengan ukuran sedang dan warna yang sederhana lebih diminati dan laku keras di pasaran.
*      Faktor-Faktor Penyebab Timbulnya Risiko
Terdapat dua faktor penyebab timbulnya kegagalan usaha, yaitu berasal dari Sumber Intern dan Sumber Ekstern.
1)      Sumber Intern
Maksudnya, sumber penyebab timbulnya risiko dari pengusaha atau dari dalam perusahaan. Umumnya memiliki risiko lebih kecil, karena masalah intern umumnya lebih mudah dikendalikan dan bersifat pasti, artinya hamper semua fakta atau data lengkap tersedia dengan tingkat kelayakan tinggi. Contoh: seorang pemilik toko alat tulis menjual alat-alat tulis sebatas pengetahuannya saja. Ia sendiri sebenarnya cukup awam mengenai macam-macam alat tulis, sehingga alat yang ia jual masih belum lengkao. Karena kelengkapan inilah yang menyebabkan sedikit bahkan tidak ada pembeli yang bertransaksi di tempatnya.
2)     Sumber Ekstern

Maksudnya sumber risiko di luar kendali si pembuat keputusan, antara lain muncul dari pasar, ekonomi, dan politik suatu Negara, kondisi suplay pemasok kondisi geografi, serta perubahan lingkungan di mana perusahaan itu didirikan. Contoh: naiknya harga bersa dan bahan-bahan dapur yang biasa digunkan pada restaurant, hal ini menyebabkan pemilik restaurant menikan harga makanan yang ia jual agar ia tak mengalami kerugian. Namun, itu menyebabkan berkurangnya konsumen, karena sebagian besar konsumen awam mengenai kenaikan harga dan lain sebagainya.

No comments:

Post a Comment