Tuesday, 2 September 2014

Fungsi Produk Kerajinan Dari Bahan Lunak

Fungsi Produk Kerajinan dari Bahan Lunak Fungsi produk kerajinan dapat dibedakan menjadi dua, yaitu fungsi kerajinan sebagai benda pakai dan fungsi karya kerajinan sebagai benda hias. a. Karya Kerajinan sebagai Benda Pakai Karya kerajinan sebagai benda pakai meliputi segala bentuk kerajinan yang digunakan sebagai alat, wadah, atau dikenakan sebagai pelengkap busana. Sebagai benda pakai, produk karya kerajinan yang diciptakan mengutamakan fungsinya, adapun unsur keindahannya hanyalah sebagai pendukung. b. Karya Kerajinan sebagai Benda Hias Karya Kerajinan sebagai benda hias meliputi segala bentuk kerajinan yang dibuat dengan tujuan untuk dipajang atau digunakan sebagai hiasan atau elemen estetika. Jenis ini lebih menonjolkan aspek keindahan dari pada aspek kegunaan. Unsur Estetika dan Ergonomis Produk Kerajinan dari Bahan Lunak Pembuatan produk kerajinan harus memperhatikan unsur estetika dan ergonomis . a. Unsur Estetika Unsur estetika sering kita kenal dengan istilah keindahan. Keindahan adalah nilai-nilai estetis yang menyertai sebuah karya seni. Keindahan juga diartikan sebagai pengalaman estetis yang diperoleh ketika seseorang mencerap objek yang memiliki unsur keindahan. Nilai-nilai keindahan (estetik) atau keunikan karya seni memiliki prinsip : kesatuan ( unity ), keselarasan ( harmoni ), keseimbangan ( balance ), dan kontras ( contrast ) sehingga menimbulkan perasaan haru, nyaman, nikmat, bahagia, agung, ataupun rasa senang. b. Unsur Ergonomis Unsur karya ergonomis karya kerajinan selalu dikaitkan dengan aspek fungsi atau kegunaan. Adapun unsur ergonomis karya kerajinan adalah seperti berikut : 1. Keamanan ( security ) yaitu jaminan tentang keamanan orang menggunakan produk kerajinan tersebut . 2. Kenyamanan ( comfortable ) yaitu kenyamanan apabila produk kerajinan tersebut digunakan. Barang yang enak digunakan disebut barang terap. Produk kerajinan terapan adalah produk kerajianan yang memiliki nilai praktis yang tinggi. 3. Keluwesan ( flexibility ) yaitu keluwesan penggunaan . Produk kerajinan adalah produk terap / pakai, yaitu produk kerajinan yang mewujudkan sesuai dengan kegunaan atau terapannya. Produk terapan / pakai dipersyaratkan memberi kemudahan atau keluwesan penggunaan agar pemakai tidak mengalami kesulitan dalam penggunaanya . Motif Ragam Hias pada Produk Kerajinan dari Bahan Lunak Indonesia sangat kaya dengan keragaman produk kerajinan dengan berbagi macam ragam hias yang tersebar diseluruh tanah air. Ragam hias Nusantara pada umumnya memiliki muatan nilai tradisi dengan kekhasan dan keragamannya masing-masing. Disamping perbedaan-perbedaan terdapat pula persamaan-persamaannya, misalnya jenis, bentuk, motif hias , pola, susunan, pewarnaan, bahkan nilai simbolis. a. Motif Realis Motif realis ialah motif yang dibuat berdasarkan bentuk-bentuk nyata yang ada dialam sekitar seperti bentuk tumbuh-tumbuhan , bentuk hewan atau binatang , bentuk batu-batuan , bentuk awan , matahari , bintang , bentuk pemandangan alam . b. Motif Geometris Motif geometris ialah motif yang mempunyai bentuk teratur dan dapat diukur menggunakan alat ukur. Contoh bentuk segi empat , segitiga , lingkaran , kerucut , dan silinder. Motif geometria merupakan motif tertua dalam ragam hias karena sudah di kenal sejak zaman prasejarah. Motif geometris berkembang dari bentuk titik , garis , atau bidang yang berulang dari yang sederhana sampai dengan pola yang rumit. Hampir diseluruh wilayah Nusantara ditemukan motif ini . Motif hias geometris antara lain meander , pilin , lereng , banji , kawung , jlamprang , dan tumpal . c. Motif Dekoratif Dekoratif adalah menggambarkan dengan tujuan mengolah suatu permukaan benda menjadi lebih indah. Gambar dekoratif berupa gambar hiasan yang perwujudannya tampak rata, kesan ruang jarak jauh dekat atau gelap terang tidak terlalu ditonjolkan. Untuk memperoleh objek gambar dekoratif, perlu dilakukan deformasi atau penstiliran alami. Bentuk- bentuk objek dialam disederhanakan dan digayakan tanpa meninggalkan bentuk aslinya. Misalnya bunga , hewan , tumbuhan yang digayakan . Kesan tentang bunga , hewan , tumbuhan harus masih ada pada motif itu d. Motif Abstrak Motif Abstak merupakan motif yang tidak dikenali kembali objek asal yang digambarkan atau memang benar-benar abstrak karena tidak menggambarkan objek-objek yang terdapat di alam maupun objek khayalan gubahan objek alam serta tidak menggunakan unsur tulisan yang terbaca. Teknik Pembuatan Produk Kerajinan dari Bahan Lunak Ada beberapa teknik pembuatan produk kerajinan dari bahan lunak. Teknik tersebut disesuaikan dengan bahan yang digunakan. Adapun teknik yang dapat digunakan untuk membuat karya kerajinan dari bahan lunak antara lain membentuk , menganyam , menenun , dan mengukir . a. Membentuk Teknik membentuk biasanya digunakan untuk membuat karya kerajinan dari tanah liat. Macam-macam teknik membentuk antara lain seperti berikut . 1. Teknik Coil ( Lilin Pilin ) Cara pembentukan dengan tangan langsung seperti coil , lempengan atau pijat jari merupakan teknik pembentukan tanah liat yang bebas untuk membuat bentuk-bentuk yang diinginkan. Bentuknya tidak selalu simetris . Teknik ini sering dipakai oleh para seniman dan pengrajin keramik. 2. Teknik Putar Teknik pembentukan dengan alat putar dapat menghasilkan banyak bentuk yang simetris ( bulat , silindris ) dan bervariasi. Cara pembentukan dengan alat putar ini sering dipakai oleh para perajin keramik. Pengrajin keramik tradisional biasanya menggunakan alat putar kaki ( kick wheel ). Para pengrajin bekerja alat putar dan menghasilkan bentuk-bentuk yang sama seperti gentong dan guci . 3. Teknik cetak Ada dua teknik pembentukan karya kerajinan dari bahan lunak yaitu sekali cetak ( cire vardue ) dan cetak berulang. Teknik sekali cetak ialah teknik cetak yang menghasilkan sekali cetak dan tidak dapat diperbanyak . Teknik cetak berulang ( bi valve ) ialah teknik mencetak yang dapat memproduksi karya dengan jumlah yang banyak dengan bentuk dan ukuran yang sama . Bahan cetakan yang biasa dipakai adalah gips, seperti cetakan jigger maupun cetakan untuk dekorasi tempel. Cara ini digunakan pada pabrik-pabrik keramik dengan produksi masal, seperti alat-alat rumah tangga : piring , cangkir , mangkok , dan gelas . b. Menganyam Teknik menganyam dapat digunakan untuk pembuatan karya kerajinan dari bahan lunak dengan karakteristik tertentu. Bahan baku yang digunakan untuk membuat karya kerajinan dengan teknik menganyam ini berasal dari berbagai tumbuhan yang diambil seratnya , seperti rotan , bamboo , daun lontar , daun pandan , serat pohon , pohon pisang , eceng gondok. Contoh karya kerajinan dengan teknik menganyam : keranjang , tikar , topi dan tas . c. Menenun Teknik menenun pada dasarnya hampir sama dengan teknik menganyam , perbedaannya hanya pada alat yang digunakan. Untuk anyaman , kita cukup melakukannya dengan tangan ( manual ) dan hampir tanpa menggunakan alat bantu , sedangkan pada kerajinan menenun kita menggunakan alat yang disebut lungsin dan pakan . Pada beberapa daerah di wilayah Nusantara terdapat kesamaan teknik namun berbeda dalam ragam hiasnya. Hal inilah yang menjadi ciri khas dari suatu daerah dengan daerah lain. Misalnya kain ulos dari batak , kain tapis dari lampung , kain tarso dari jepara , dan kain songket yang dibuat dari Sumatra, bali , Kalimantan dan Sumbawa . d. Membordir Ketika memakai pakaian , hal yang perlu diperhatikan selain mempertimbangkan aspek kegunaan dan kenyamanan , perlu juga diperhatikan aspek keindahannya. Salah satu yang dapat ditonjolkan dari pakaian dan kebutuhan sandang lainnya adalah hiasannya. Di samping batik , penerapan motif atau ragam hias pada pakaian dapat juga diterapkan dengan bordir. Bordir merupakan hiasan dari benang pada kain. Istilah lain yang hamper sama dengan bordir adalah sulam. e. Mengukir Teknik mengukir adalah teknik menggores, memahat , dan menoreh pola pada permukaan benda yang diukir. Dilihat dari jenisnya , ada beberapa jenis ukiran antara lain ukiran tembus ( krawangan ) , ukiran rendah , ukiran tinggi ( timbul ) , dan ukiran utuh . Pada umumnya, teknik mengukir di terapkan pada bahan kayu. Namun , teknik ini dapat pula diterapkan pada bahan lunak seperti sabun padat dan lilin . No. Bahan Teknik 1. Tanah Liat - Membentuk dengan teknik coil - Membentuk dengan teknik putar - Membentuk dengan teknik cetak 2. Serat Alam - Menganyam - Menenun , Membordir 3. Kulit - Mengukir 4. Gibs - Membentuk dengan teknik cetak - Mengukir 5. Lilin - Mengukir - Membentuk dengan teknik cetak 6. Sabun - Mengukir 7. Bubur Kertas - Membentuk dengan teknik coil - Membentuk dengan teknik cetak

Saturday, 30 August 2014

Kerajinan dari Bahan Lunak




        Pembukaan Perkembangan lingkungan yang begitu pesat baik dalam bidang teknologi, ilmu pengetahuan, ekonomi dan social budaya mengajak kita untuk terus menempa diri dan meningkatkan kualitas agar mampu berdiri di atas kaki sendiri, terbangun rasa percaya diri, mengenal akan potensi diri, mengenal akan potensi diri dan mengembangkannya dalam bentuk karya inovasi dan kreatifitas untuk menghadapi tantangan abad 21. 
         Buku Prakarya dan Kewirausahaan ini diharapkan dapat menjadi panduan dalam mengasah potensi baik itu potensi yang terdapat pada diri, potensi yang ada di daerah dan kearifan local disekitar kita untuk dapat di gali, dikembangkan menjadi bentuk karya nyata yang bermanfaat bagi kehidupan. Industri kreatif yang berkembang saat ini, menjadi arena untuk berkarya dan bereksplorasi mempersiapkan diri menjadi calon-calon wirausaha pelaku industry kreatif. 
         Budaya, sebagai sumber daya yang perlu dikembangkan merupakan salah satu bagian yang berpotensi selain sumber daya alam yang ada. Kerajinan, rekayasa, budidaya dan pengolahan sebagai bagian dalam menuntun kita untuk mendapatkan pengetahuan, cara kita bersikap, perilaku, dan keterampilan yang kita ikuti tahap demi tahap agar mampu proaktif, peka, semangat belajar lebih tinggi dan pada gilirannya kita akan memilih pengetahuan dan keterampilan yang lebih kaya. 

1. Pengertian Kerajinan dari Bahan Lunak Kerajinan dari bahan lunak merupakan produk kerajinan yang menggunakan bahan dasar yang bersifat lunak, beberapa bahan lunak yang digunakan dalam pembuatan produk kerajinan, yaitu sebagai berikut : 


A. Bahan Lunak Alami

Hasil gambar untuk kerajinan bahan lunak alami



 Bahan lunak alami adalah bahan lunak yang diperolah dari alam sekitar dan cara pengolahannya juga secara alami tidak dicampur dengan bahan buatan. Contoh bahan lunak alami yang kita kenal adalah tanah liat, serat alam, dan kulit hewan. 


B. Bahan Lunak Buatan
 Hasil gambar untuk bahan lunak alami
 Bahan lunak buatan adalah bahan untuk karya kerajinan yang diolah menjadi lunak. Beragam karya kerajinan dari bahan lunak buatan dapat dibuat berdasarkan bahan yang digunakan. Bahan –bahan yang digunakan bisa burupa bubur kertas, gips, fiberglas, lilin, sabun, spons, dan sebagainya. Aneka Produk Kerajinan dari Bahan Lunak 

a. Kerajinan Tanah Liat
 Hasil gambar untuk bahan lunak alami
Kerajinan yang terbuat dari bahan tanah liat sering dikenal orang dengan kerajinan keramik. Kerajinan keramik adalah karya kerajinan yang menggunakan bahan baku dari tanah liat yang melalui proses sedemikian rupa (dipijit, butsir, pilin, penbakaran dan glasir) sehingga menghasilkan barang atau benda pakai dan benda hias yang indah. Contohnya : gerabah, vas bunga, guci, piring. 

b. Kerajinan Serat Alam 
 Hasil gambar untuk bahan lunak alami
Bahan-bahan serat alam dapat menghasilkan kerajinan tangan yang beraneka ragam, misalnya tas, dompet, topi, alas meja, tempat lampu. Teknik pembuatan kerajinan dari serat alam ini sebagian besar dibuat dengan cara menganyam. 

c. Kerajinan Kulit Hewan 
 Hasil gambar untuk kerajinan kulit hewan
 Kerajinan ini menggunakan bahan baku dari kulit yang sudah disamak ( diolah), kulit mentah atau kulit sintetis. Contohnya : tas, sepatu, wayang, dompet, jaket. Kulit yang dihasilkan dari hewan seperti : sapi, kambing, kerbau, dan buaya dapat dijadikan sebagai bahan dasar kerajinan. 

d. Kerajinan Gips 
 Hasil gambar untuk kerajinan gips
 Gips merupakan bahan mineral yang tidak larut dengan air dalam waktu yang lama jika sudah menjadi padat. Kandungan gips terdiri atas jenis zat hidrat kalsium sulfat yang dapat terlepas sehingga gips dalam proses pengerasan akan terasa panas. Prosesnya harus dicairkan dahulu jika ingin bentuk seperti yang di inginkan, harus dibuat cetakan. Jika akan diproduksi dalam jumlah banyak, harus dibuat model terlebih dahulu. Fungsi kerajinan dari bahan gips adalah dapat berupa hiasan dinding, mainan, dan sebagainya.

e. Kerajinan Lilin 
 Hasil gambar untuk kerajinan lilin
Pembuatan kerajinan bahan dasar lilin cukup sederhana dan mudah, dapat dilakukan oleh semua orang. Jika kita akan mengubah bentuknya menjadi benda kerajinan yang unik, tentunya perlu dicairkan dengan proses pemanasan di atas api/kompor. 

 f. Kerajinan sabun 
 Hasil gambar untuk kerajinan sabun
 Kerajinan sabun yang unik. Bahan yang diperlukan adalah sabun batang. Sabun dapat diolah dengan dengan dua cara. Pertama : mengukir sabun yang menghasilkan karya seperti: binatang, buah, dan flora ukiran. Kedua : membentuk sabun yaitu : sabun diparut hingga menjadi bubuk, dicampur dengan sagu dan sedikit air, lalu dibuat adonan baru seperti membuat bentuk dari plastisin. 

g. Kerajinan Bubur 
 Hasil gambar untuk kerajinan bubur kertas
Kertas Sisa-sisa kertas dapat dimanfaatkan untuk beraneka ragam karya kerajinan. Salah satu alternative pemanfaatan sisa-=sisa kertas adalah dibuat bubur kertas untuk bahan berkarya kerajinan. Proses pembuatan bubur kertas dapat dilakukan dengan langkah-langkah berikut : 

1.Siapakan kertas bekas, misalnya kertas tisu atau kertas Koran. Robek atau gunting menjadi potongan-potongan menjadi kecil (lembut).

 2.Masukkan potongan kertas kedalam baskom atau ember plastic. Kemudian, siram dengan air hangat. 

 3.Masukkan 1 sendok teh garam. Garam bermanfaat untuk menghindarkan kertas menjadikan busuk.

 4.Potongan kertas yang telah direndam dan diberi garam ini didiamkan selama 1-2 hari hingga menjadi lunak. 

5.Dua hari kemudian atau setelah kertas menjadi lunak dan hancur. Saring menggunakan kain (dapat menggunakan kain lap yang pori-porinya kecil). Keempat tepi kain disatukan dan diplintir, hingga air akan terpisah dari ampasnya. 

6.Buang air perasan kertas. Kemudian, masukkan kembali kertas-kertas yang sudah diperas airnya ke dalam wadah dan remas-remas hingga hancur. Tambahkan sedikit air ketika meremasnya. 

7.Buat larutan pasta dengan mencampuran 2 sendok makan tepung kanji dengan air secukupnya. Apabila pasta terasa terlarut cair, penggunaan tepung kanji dapat di tambah. 

8.Campur adonan kertas dengan larutan pasta. Remas-remas hingga tercampur merata dan di dapat adonan bubur kertas yang liat sehingga mudah untuk dibentuk.

Wednesday, 20 August 2014

Pengertian resiko



Resiko atau Risk menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KKBI) adalah akibat yang kurang menyenangkan (merugikan, membahayakan) dari suatu perbuatan atau tindakan.
v  Menurut Para Ahli :

1)    Arthur Williams dan Richard, M H
Resiko adalah suatu variasi dari hasil-hasil yang dapat terjadi selama periode terentu

2)   Abas Salim
Resiko adalah ketidaktentuan yang mungkin melahirkan peristiwa kerugian

3)   Soekarto
Resiko adalah ketidakpastian atas terjadinya suatu peristiwa

4)   Herman Darmawi
Resiko adalah penyebaran penyimpangan hasil aktual dari hasil yang diharapkan
Dengan demikian dapat disimpulan bahwa Resiko adalah sesuatu yang selalu dikaitkan dengan kemungkinan terjadinya keadaan yang merugikan dan tidak diduga sebelumnya bahkan bagi kebanyakan orang tidak menginginkannya.

B.  Macam-Macam Resiko
*      Resiko dapat dikategorikan menjadi dua bentuk, yaitu:
a)   Resiko Spekulatif/Resiko Bisnis (Business Risk)
Resiko spekulatif adalah resiko yang sengaja ditimbulkan oleh yang bersangkutan agar memberikan keuntungan bagi pihak tertentu.
Misal: utang piutang, perdagangan berjangka, dan sebagainya
b)  Resiko Murni (Pure Risk)
Resiko murni adalah resiko yang terjadi pasti akan menimbulkan kerugian dan terjadinya tanpa sengaja.
Misal: kebakaran. bencana alam, pencurian dan sebagainya
*      Ada 2 karakteristik resiko:
1.     Ketidakpastian atas terjadinya suatu peristiwa
2.    Ketidakpastian yang bila terjadi akan menimbulkan kerugian
v  Jenis-jenis risiko yang sering terjadi pada dunia usaha, antara lain risiko perusahaan, risiko keuangan, risiko likuiditas, risiko permodalan, risiko pasar, dan risiko operasional.
  1. Risiko Perusahaan adalah risiko yang terjadi pada perusahaan dan akan berdampak pada kelangsungan hidup usaha tersebut. Contoh: Sebuah perusahaan mie instant mendadak dicabut izin dagangnya karena mie instant yang di produksi sudah tidak aman. Itu menyebabkan perusahaan mie tersebut ditutup.
  2. Risiko Keuangan adalah risiko yang berdampak kerugian pada aspek keuangan perusahaan.
  3. Risiko Likuiditas (Ketersediaan Uang Tunai) terjadi jika ada tagihan macet dari pelanggan yang menyebabkan terjadi permasalahan dalam ketersediaan uang tunai.
  4. Risiko Permodalan adalah risiko yang terjadi karena kerugian penjualan, likuiditas, dan keuangan yang membuat modal usaha mengalami penurunan secara signifikan. Contoh: Pengusaha jaket mengalami kalah saing dipasaran dan membutnya rugi total. Namun, ia memutuskan untuk menekspor produknya keluar kota. Di luar kota sendiri produknya malah tidak laku yang menyebabkannya tidak bisa balik modal, belum lagi dengan biaya ekspor barang ke luar kota yang merupakan anggaran di luar rencana.
  5. Risiko Pasar adalah risiko yang terjadi akibat persaingan usaha perubahan pola persaingan, daya hidup pelanggan, maupun munculnya pesaing baru yang potensial di pasar.
  6. Risiko Operasional adalah risiko dari penyimpangan hasil yang diprediksikan karena tidak sempurnanya penerapan keputusan, perubahan system, SDM, teknologi, produktivitas, inovasi, proses, dan mutu produk. Contoh: Pengusaha pakaian merencanakan untuk menekan biaya pengeluaran untuk membeli bahan baku agar keuntungan yang ia dapatkab bisa lebih tinggi. Ia memutuskan untuk mengubah variasi pada pakaian atau bawahan yang diproduksinya menjadi lebih sederhana. Namun, ia malah mengalami penurunan hasil penjualan karena peminat hasil produksi barunya jauh lebih sedikit dibandingkan produksi sebelumnya.


Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya kegagalan dalam pemasaran, antara lain:
o   Kesalahan dalam mengidentifikasi pasar.
o   Kesalahan dalam mengetahui kebutuhan pelanggan dalam pasar yang dipilih.
o   Kegagalan dalam mengantisipasi kegiatan pesaing.
o   Kegagalan dalam memprediksi perubahan pasar.
o   Kegaalan dalam memprediksi siklus pasar.
Contoh: Sebuah perusahaan arloji memproduksi jenis jam berbahan dasar karet dengan ukuran yang relatif besar juga warna yang cerah. Perushaan tersebut memperkirakan jika arloji, seperti itu memiliki daya tarik sendiri di pasaran. Tapi, ternyata arloji berbahan rantai dengan ukuran sedang dan warna yang sederhana lebih diminati dan laku keras di pasaran.
*      Faktor-Faktor Penyebab Timbulnya Risiko
Terdapat dua faktor penyebab timbulnya kegagalan usaha, yaitu berasal dari Sumber Intern dan Sumber Ekstern.
1)      Sumber Intern
Maksudnya, sumber penyebab timbulnya risiko dari pengusaha atau dari dalam perusahaan. Umumnya memiliki risiko lebih kecil, karena masalah intern umumnya lebih mudah dikendalikan dan bersifat pasti, artinya hamper semua fakta atau data lengkap tersedia dengan tingkat kelayakan tinggi. Contoh: seorang pemilik toko alat tulis menjual alat-alat tulis sebatas pengetahuannya saja. Ia sendiri sebenarnya cukup awam mengenai macam-macam alat tulis, sehingga alat yang ia jual masih belum lengkao. Karena kelengkapan inilah yang menyebabkan sedikit bahkan tidak ada pembeli yang bertransaksi di tempatnya.
2)     Sumber Ekstern

Maksudnya sumber risiko di luar kendali si pembuat keputusan, antara lain muncul dari pasar, ekonomi, dan politik suatu Negara, kondisi suplay pemasok kondisi geografi, serta perubahan lingkungan di mana perusahaan itu didirikan. Contoh: naiknya harga bersa dan bahan-bahan dapur yang biasa digunkan pada restaurant, hal ini menyebabkan pemilik restaurant menikan harga makanan yang ia jual agar ia tak mengalami kerugian. Namun, itu menyebabkan berkurangnya konsumen, karena sebagian besar konsumen awam mengenai kenaikan harga dan lain sebagainya.